Saturday, September 27, 2008

Santai Sejenak...

Perbedaan Yoi, Iya dan O begitu ya

Turis amerika yang sedang belajar Bahasa Indonesia sedang bingung, mengapa orang Indonesia jika menjawab pertanyaan itu beda-beda seperti: yoi, iya, dan O begitu ya.

Lalu, ia bertanya kepada seorang pejabat, "Bagaimana cara membedakan yoi, iya, dan O begitu ya?"

Kemudian pejabat itu menjawab, "Kalau yoi, orang tersebut tidak punya pendidikan, kalo iya, orang itu tamatan SMA, dan kalau O begitu ya, berarti ia sarjana."

" O begitu ya?", kata turis.

"Yoi!!", kata pejabat.




3 Vampir Beradu Kemampuan

Pada suatu hari 3 orang vampir lagi unjuk taring atas kehebatannya masing-masing dalam hal menghisap darah dan membunuh mangsa.
“kebetulan nih malem dingin banget, gue jadi laper neh” celetuk vampir pertama.
“gimana kalo kita adu kekuatan, sapa yang paling cepet ngisep darah” tanya vampir kedua..
“okeh…!!!”

“gue duluan” kata vampir pertama…
lalu…whuuusssss…vampir pertama melesat..gak lama, selang lima menit dia kembali lagi dengan muka penuh darah dan sambil berkata..”lo liat gak kota dibawah sono??”
“iya liat” kata vampir dua & tiga
“semua penduduknya udah pada tewas, gue isep darahnya”

aahh, belom seberapa, neh liat gue..dan vampir kedua pun melesat tajam..selang tiga menit, diapun kembali dengan wajah belepotan darah, sambil berkata…
“lo liat kampung dibawah sana ?? semua penduduknya dah pada tewas gue isep darahnya!!”

“aahh kecil, neh liat gue!!” vampir ketiga pun terbang melesat tajam… dan gak sampe satu menit dia udah kembali dengan darah diseluruh muka… dan dia berkata “lo liat tiang listrik dibawah sono??”

“iya..iya liat…”

“sialaaan..gue kagak liat!!!!#%$#?

Friday, September 26, 2008

Pendekar Pedang Sakti



Alkisah seorang Pendekar Pedang Sakti yang hidup pada jaman Dinasti di awal tahun masehi. Dikisahkan Sang Pendekar saat itu mempunyai banyak pedang yang dikoleksinya dari perjalanan petualangannya dari satu kota ke kota lain. Dia berburu pedang dengan kualitas material yang terbaik dari seluruh penjuru negeri untuk kemudian disempurnakan dan diukir nama Sang Pendekar Sakti tsb. Semakin lama namanya semakin dikenal di seluruh pelosok negeri karena kepiawaiannya menggunakan segala jenis pedang yang dipilihnya untuk menumpas kejahatan.

Dengan semakin banyaknya koleksi pedang dari Pendekar Sakti tsb, beberapa pedang mengeluhkan tentang nasibnya yang biasa-biasa saja dan merasa iri dengan pedang-pedang dari kerajaan yang berlapis emas bertatahkan berlian dan disimpan dengan mewah di istana, karena mereka merasa kondisinya biasa-biasa saja, selalu kekurangan dan iri dengan pedang-pedang mewah lain yang meskipun mewah namun meaningless.

Sahabat, tanpa kita sadari terkadang kita berpikir seperti pedang Sang Pendekar yang merasa biasa-biasa. Berpikir mengenai apa yang telah kita dapat secara kasat mata, just thinking of what we have got since we're start living...

Si Pedang tidak menyadari bahwa materialnya telah disempurnakan di tangan Sang Pendekar, Si Pedang tidak menyadari oleh siapa dia digunakan, Si Pedang tidak menyadari seberapa berartinya keberadaannya untuk kehidupan orang banyak. Seperti karakter seseorang yang telah berubah karena aura positif dari penggunanya namun they don't realized what their personality have become since they're start learning...