Saturday, January 17, 2009

Djogja





Dearest Sahabat yang mendamaikan,


Suatu saat di kota Djogja yang menentramkan, 14 tahun yang lalu. Seorang mahasiswa arsitektur sedang menikmati jalan-jalannya di kawasan Malioboro.


Dalam kesendiriannya menikmati hangatnya suasana sore Malioboro, langkahnya terhenti kepada seorang pelukis yang serius menyelesaikan lukisan indahnya. Setelah lama memperhatikan goresan kuas Pelukis, bertanyalah Si Pemuda ini "Mas, pekerjaan sehari-harinya melukis ya?" "Iya Dik.." Jawab Si Pelukis sambil tetap melukis. "Kalau lukisan sebesar dan serumit ini berapa lama selesainya Mas?" "Kurang dari satu minggu Dik.." Jawab Pelukis.

"Cepat sekali ya...?" Pikir Si Pemuda itu.

Karena dia pernah melukis juga dan menurutnya melukis itu suatu hal yang tidak dapat dipaksakan... tergantung sekali dengan keinginan hati untuk memulai melukis.


Maka Si Pemuda kembali bertanya lagi "Mas bukankah melukis itu tergantung saat kita mau dan saat mood kita lagi bagus, resepnya apa Mas bisa tetap menjaga mood-nya itu?" "Ah ya nggak juga Dik, saya juga kadang tidak mood. Tapi saat tidak mood saya tetap melukis, hanya lebih lambat saja."


Hm.. menarik juga statement Pelukis ini, gumam Si Pemuda. Karena sebetulnya dia sama juga dengan orang lain yang bakatnya terpendam, bedanya Si Pelukis ini tetap melukis meskipun dalam kondisi tidak mood, sehingga dia menjadi seorang pelukis dan lukisannya banyak menghasilkan karya kreatif dan dinikmati banyak orang.


Sambil berjalan menikmati lukisan yang dipajang di etalase. Iseng-iseng Si Pemuda ini menanyakan harga lukisan dan ada satu lukisan yang harganya lima kali lipat dari lukisan lain padahal lukisan tsb kalau dilihat sepintas lalu sangat sederhana dan tidak rumit. Menurut penjualnya, pelukisnya sudah banyak sekali menghasilkan lukisan dan pengalamannya sudah tidak diragukan lagi, terlihat dari goresan matangnya dan kombinasi warna yang dirangkai indah sekali.

Si Pemuda teringat Pelukis muda yang tetap melukis tadi meskipun tidak mood. Bahwa semakin banyak waktu yang kita "wajibkan" untuk tekun melakukan sesuatu walau tidak dalam top form kita, kualitas akan semakin meningkat dari "jam terbang ketekunan" yang kita paksakan.


No comments: